Deretan Fonts di Balik Logo Merek Populer

Emanuele Abrate, seorang desainer grafis asal Italia mengungkap font yang digunakan perusahaan ternama untuk membuat logonya yang populer. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Proyeknya itu diunggah lewat akun Instagram @logo_fonts. Saat ini ia sudah memiliki lebih dari 45 ribu followers. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Kepada Bored Panda, Abrate mengatakan ide proyek ini datang dari pertanyaan banyak desainer grafis yang ingin mengetahui font di balik logo-logo populer. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Abrate mengatakan sebagian besar logo terkenal memiliki tipografi khusus yang dikustomisasi. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Entah logo itu dibuat sendiri dari awal atau menggunakan font yang sudah ada lalu dimodifikasi. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Jadi ada beberapa logo yang memang tidak terlihat sama persis dengan font aslinya. Foto: Bored Panda/logo_fonts

"Tujuan saya adalah menemukan font apa yang digunakan di awal dan dimodifikasi untuk mendapatkan hasil akhirnya," kata Abrate. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Untuk itu ia mencar informasi dari merek dan membandingkan font dengan logo. Ia juga sering menggunakan alat seperti 'whatthefont'. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Tujuan utama Abrate melakukan proyek ini adalah untuk menunjukkan bagaimana pemilihan tipografi bisa menghasilkan logo yang khas dan mudah diingat. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Selain membagikan font yang digunakan oleh merek-merek ternama, Abrate juga memanfaatkan akun Instagramnya untuk membagikan tips soal merancang logo. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Untuk menampilkan kesan mewah dan mahal, Abrate mengusulkan untuk menggunakan font serif atau elegant script. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Sedangkan untuk menampilkan inovasi dan kecanggihan, gunakan sans serif atau font yang alami. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Abrate mengatakan ada satu kesalahan besar yang biasa dilakukan perusahaan saat membuat logo. Foto: Bored Panda/logo_fonts

Untuk membuat logo yang sesuai, perusahaan seharusnya tidak mengandalkan selera mereka atau selera konsumen. Foto: Bored Panda/logo_fonts

"Saya menyukai Futura, tapi ketika saya merancang, saya mengesampingkan selera pribadi untuk mengikuti konsep yang ingin saya kuatkan," kata Abrate. Foto: Bored Panda/logo_fonts