Kecantikan Luar Angkasa dari Teleskop Spitzer yang Mengakhiri Tugasnya
Teleskop Spitzer pertama kali meluncur ke angkasa pada 25 Agustus 2003. Teleskop ini berhasil memotret banyak benda luar angkasa yang hasil gemilang. Foto: NASA
Spitzer adalah teleskop yang didesain untuk melihat debu antarbintang. Hasilnya begitu keren dan cantik Foto: NASA
Nama teleskop yang diluncurkan pada 2004 ini diambil dari sosok astrofisikawan ternama Lyman Spitzer Jr., salah satu orang pertama yang mengusulkan gagasan menggunakan teleskop di luar angkasa. Foto: NASA
Pada masa jayanya, Spitzer Space Telescope mampu mendeteksi sumber cahaya yang sangat redup dalam spektrum inframerah. Foto: NASA
Sepanjang hidupnya, Spitzer melihat exoplanet hingga materi dingin antarbintang, hal-hal yang terlalu dingin dan sulit memancarkan cahaya. Foto: NASA
Teleskop ini juga menemukan cincin di sekitar Saturnus yang belum terdeteksi sebelumnya, karena cincin tersebut terbuat dari partikel debu yang tidak bisa dilihat oleh cahaya. Foto: NASA
Spitzer pun menganalisis komposisi debu kimia untuk mempelajari bahan-bahan yang membentuk planet dan bintang. Lebih jauh lagi, Spitzer juga melihat planet dan asteroid di tata surya kita serta mempelajari sejumlah galaksi paling jauh yang pernah terdeteksi. Foto: NASA
Namun seiring Spitzer terus melayang di luar angkasa, sistemnya perlahan menua dan usia baterainya pun berkurang. Hal ini menyulitkan para engineer dan astronom berkomunikasi dengan Spitzer. Itulah sebabnya NASA mematikan teleskop ini. Foto: NASA
Pada Kamis (30/1/2020), Spitzer akan memasuki mode safe dan mengakhiri misinya. Tanggal tersebut sekaligus merupakan hari terakhir teleskop Spitzer mengumpulkan data. Ini adalah foto ketika Spitzer pertama kali meluncur ke angkasa pada 25 Agustus 2003. Selamat tinggal dan terima kasih teleskop Spitzer! Foto: NASA