Para 'Influencer' Fiktif, Tapi Punya Pengaruh Kuat

Meski Barbie bukan orang sungguhan, dia telah membentuk citra bagaimana perempuan berperilaku selama beberapa dekade. Bahkan sosok Barbie 'mengatur' harus seperti apa penampilan dan bentuk tubuh seorang gadis. Foto: via Brainberries

Pria gemuk berjanggut, memanjat cerobong asap dan memberi hadiah Natal untuk anak-anak baik. Demikian citra Santa Claus yang dipercaya anak-anak di seluruh dunia. Foto: via Brainberries

Gambar Rosie The Riveter menginspirasi para wanita Amerika di zaman perang untuk bekerja di pabrik-pabrik untuk ikut menjaga kelangsungan ekonomi rumah tangga, sementara kaum pria pergi berperang. Foto: via Brainberries

Big Brother adalah simbol pemerintahan totaliter yang mengawasi setiap langkah warganya dan siapa pun yang menentang pemerintah. Dengan munculnya kecanggihan teknologi dan artificial inteligence, ketakutan akan sosok fiktif Big Brother menjadi lebih relevan sekarang. Foto: via Brainberries

Romeo dan Juliet tidak benar-benar ada. Tapi kisah mereka menginspirasi jutaan wanita di seluruh dunia untuk berpikir bahwa mereka perlu menunggu pria sempurna yang bersedia memberikan hidupnya untuk mereka. Begitu juga sebaliknya, banyak para pria yang beranggapan akan ada wanita sempurna yang rela mati bersama mereka. Foto: via Brainberries

Pria di iklan rokok Marlboro memang ada, tetapi tidak ada "Pria Marlboro" sungguhan. Nyatanya, iklan ini berhasil mengubah kebiasaan merokok yang dulu dipandang hal feminim pada saat itu, menjadi salah satu kebiasaan paling jantan, bahkan hingga sekarang. Foto: via Brainberries

Ada banyak argumen yang menyebut Robin Hood adalah sosok sungguhan pada suatu masa. Namun yang jelas, kisah Robin Hood mengispirasi orang untuk menjadi sepertinya, banyak menolong orang lain dari hasil perburuannya. Foto: via Brainberries