Foto Pemandangan Indah Bulan Purnama Langka

Bulan purnama kali ini disebut sebagai harvest moon karena diasosiasikan dengan waktu musim panen (harvest) di negara-negara yang memiliki empat musik. Bulan purnama. Foto: AP

Saat fenomena ini terjadi, Bulan mencapai puncak paling bersinarnya dan berada paling dekat dengan equinox (lamanya waktu siang dan malam sama) musim semi. Foto: Reuters

Nama lain dari fenomena ini adalah corn moon, berdasarkan The Old Farmer's Almanac. Sebagian masyarakat meyakini kemunculannya sebagai penanda awal dari masa keberuntungan. Foto: AP

Di negara-negara dengan zona waktu Pasifik, Mountani dan Central, Bulan akan tampak penuh pada Jumat (13/9/2019). Namun untuk negara-negara dengan zona waktu timur seperti Indonesia, purnama harvest moon baru tampak di Sabtu malam. Foto: AP

Harvest moon sesungguhnya adalah fenomena micromoon atau minimoon yang menandakan jarak Bulan relatif jauh dari Bumi. Micromoon adalah kebalikan fenomena supermoon, yaitu ketika Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. Foto: AP

Penampakan harvest moon akan terlihat 14% lebih kecil dan 30% lebih redup ketimbang supermoon. Jarak rata-rata Bulan ke Bumi adalah 384 ribu kilometer. Pada peristiwa supermoon, jaraknya akan berkisar di angka 350-360 ribu kilometer. Jadi lebih dekat ke Bumi dari rata-ratanya. Foto: AP

Sementara itu, dalam micromoon atau minimoon, yang terjadi adalah kebalikannya, yakni purnama pada jarak terjauh. Jarak Bulan ke Bumi sekitar 400 ribu kilometer. Foto: AP

Dikutip dari Earth Sky, harvest moon pada Jumat-Sabtu (13-14 September 2019) ini terbilang langka, karena Bulan purnama semacam ini terakhir kali muncul pada 13 Januari 2006. Foto: AP

Berdasarkan prediksi, harvest moon berikutnya setelah 13 September 2019 baru akan terlihat lagi pada sekitar 13 Agustus 2049. Foto: AP

Pesawat seakan menuju Bulan purnama. Foto: Reuters