Columbia, Pionir Pesawat Ulang Alik yang Nasibnya Amat Tragis
Pesawat ulang alik Columbia mejelang salah satu penerbangannya di Kennedy Space Center, Florida. Foto: Getty Images
Penerbangan pesawat ulang alik ini selalu mendapatkan perhatian luas dari media dan masyarakat. Foto: Getty Images
Columbia adalah pesawat ulang alik pertama buatan NASA dan diterbangkan pertama kali pada tahun 1981. Foto: Getty Images
Columbia menembus angkasa. Pesawat ini mulai dikonstruksi pada tahun 1975. Foto: Getty Images
Namanya pesawat ulang alik, Columbia bisa dipakai terbang dan pulang kembali ke Bumi berkali-kali. Foto: Getty Images
Untuk memperlambat lajunya, maka ada parasus yang dikembangkan saat mendarat. Foto: Getty Images
Untuk berpindah tempat, Columbia digendong oleh pesawat khusus Boeing 747. Foto: Getty Images
Ini adalah misi terakhir Columbia yang kemudian berujung tragedi. Foto: Getty Images
Astronot yang menjadi korban adalah Rick D. Husband, William C. McCool, Michael P. Anderson, Kalpana Chawla, David M, Brown, Lauren Clark dan Lian Ramon, astronot pertama asal Israel. Foto: Getty Images
Misi Columbia STS 107 meluncur ke angkasa pada 16 Januari 2003, merupakan penerbangan ke 113 bagi pesawat tersebut. Saat akan terbang, muncul kejadian yang akhirnya berakibat fatal. Busa pembatas terlepas dari tanki bahan bakar eksternal lalu menghujam sayap kiri Columbia. Foto: Getty Images
Melalui rekaman kamera, engineer NASA sebenarnya melihat insiden tersebut tapi tak sadar ada kerusakan yang disebabkannya. Foto: Getty Images
Para kru saat sudah berada di angkasa, tak menyadari misi tersebut berujung tragedi. Foto: Getty Images
Astronot Ilan Ramon memperbaiki fasiitas di Spacehab Double Module di Columbia. Foto: Getty Images
Astronot Kalpana Chawla terlihat sedang membaca buku prosedur. Foto: Getty Images
Kru NASA tampak bersedih mendengar berita tragis meledaknya Columbia. Columbia menembus atmosfer dan menghadapi temperatur 3.000 derajat, sebuah hal normal bagi obyek yang kembali ke Bumi sehingga ada perlindungan panas. Akan tetapi lubang di sayap Columbia membuat perlindungan pesawat tak maksimal. Akhirnya, sayap pesawat itu terbakar dan Columbia tidak lagi dapat dikendalikan. Foto: Getty Images
Rasa duka muncul di seantero negeri. Foto: Getty Images
Bendera setengah tiang pun dikibarkan di berbagai tempat. Foto: Getty Images
Usai insiden Columbia, presiden George W. Bush memutuskan menghentikan program pesawat ulang alik dan membuat sistem penerbangan baru. Pesawat ulang alik Atlantis terbang untuk misi terakhir pada Juli 2011. Foto: Getty Images
Keping-keping Columbia berjatuhan ke Bumi ke tiga negara bagian AS. Foto: Getty Images
Ketujuh astronot yang menjadi korban mendapat penghormatan terakhir. Foto: Getty Images
Militer AS membawa mereka ke tempat peristirahatan terakhirnya. Foto: Getty Images
Columbia pun tinggal kenangan setelah melakukan 113 misi selama lebih dari 22 tahun. Foto: Getty Images