Kenapa Mars Sukar Dihuni? Ini Penyebabnya
Air dalam bentuk cair sangat penting bagi kehidupan, tapi merupakan barang langka di Tata Surya kita. Demikian pula di Mars. Foto: NASA
Zona antara planet Mars dan Venus disebut zona Goldilocks, adalah wilayah di mana temperaturnya tepat untuk air mengalir. Di situlah Bumi berada. Mars berada di luar zona ini, lebih jauh dari Matahari. Foto: NASA
Suhu di Mars pun sangat dingin, minus 60 derajat Celcius rata-rata setiap hari. Temperatur rendah itu, dipadukan atmosfer Mars yang tipis, membuat air mengalir tidak mungkin ada di permukaannya. Foto: NASA
Keberadaan atmosfer sangat penting karena menahan sebagian panas dari Matahari. Dahulu kala, Mars mungkin pernah memiliki lautan di saat atmosfernya masih tebal. Foto: NASA
Seiring berjalannya waktu, atmosfer di Mars tinggal 1% dibandingkan di Bumi. Atmosfer tipis ini tak mampu menahan panas sehingga suhu di Mars sangat rendah. Foto: NASA
Bumi memiliki medan magnet yang kuat, tercipta dari inti Bumi. Medan magnet ini melindungi planet kita dari partikel Matahari yang disebut angin surya atau bahasa Inggrisnya solar wind. Mars saat ini tidak punya medan magnet semacam ini. Foto: NASA
Tanpa medan magnet, kehidupan di Bumi tidak akan eksis. Itu karena radiasi mematikan akan memborbardir permukaan Bumi dan angin Matahari akan membuka atmosfer. Foto: NASA
Nah, Planet Mars diperkirakan pernah pula mempunyai medan magnet yang melindungi atmosfernya serta air yang ada di sana. Foto: NASA
Medan magnet di Mars mendadak lenyap sekitar 4 miliar tahun lampau. Kemungkinan, lenyapnya medan magnet ini karena tubrukan asteroid terus menerus yang disebut Heavy Bombardment. Foto: NASA
Tubrukan asteroid yang masif tersebut memanaskan inti Mars dan secara permanen mengganggu medan magnetnya. Foto: NASA
Namun hal tersebut hanya teori yang tidak dapat dibuktikan dengan jelas. Bisa jadi medan magnet itu hilang sendiri atau karena sebab yang lain. Foto: NASA
Tak terlindungi oleh apapun, angin Matahari perlahan-lahan melenyapkan atmosfer Mars, membunuh apapun kehidupan yang mungkin pernah ada di permukaannya. Foto: NASA