Mitos Gerhana Bulan dari Berbagai Penjuru Dunia

Suku Inca beranggapan bahwa fenomena ini terjadi karena jaguar memakan bulan, maka dari itu gerhana total kerap berwarna merah akibat 'darah' dari bulan. (Foto: Internet)

Suku Inca beranggapan bahwa fenomena ini terjadi karena jaguar memakan bulan, maka dari itu gerhana total kerap berwarna merah akibat 'darah' dari bulan. (Foto: Internet)

Suku Hupa dari Amerika percaya bahwa Bulan memiliki 20 hewan piaraan, yang jika tidak diberi makan akan menyerangnya dan mengakibatkan terjadinya gerhana. (Foto: Internet)

Suku Luiseño dari Amerika beranggapan bahwa gerhana merupakan tanda bahwa Bulan sedang jatuh sakit, sehingga mereka bernyayi untuk memulihkannya. (Foto: Internet)

Masyarakat India percaya jika mandi di Sungai Gangga saat gerhana bulan dapat mendatangkan keselamatan. (Foto: Internet)

Bangsa Batammaliba dari Afrika percaya jika gerhana terjadi akibat perkelahian antara Matahari dan Bulan, sehingga mereka akan berusaha melerainya. (Foto: Internet)

Bangsa Mesir Kuno memiliki kepercayaan bahwa gerhana terjadi akibat tindakan dari seekor induk babi yang memakan Bulan. (Foto: Internet)

Peradaban China Kuno sempat memegang kepercayaan bahwa gerhana terjadi karena Tiangou (anjing api) hendak memakan Bulan. (Foto: Internet)

Anggapan bahwa ibu hamil dilarang melihat gerhana bulan berlaku dianut oleh sejumlah penduduk dari negara seperti Meksiko, India, bahkan Indonesia. (Foto: Internet)

Sejak peristiwa gempa yang disusul gerhana bulan di San Fernando, Amerika Serikat, pada 1971, fenomena antariksa ini sering dikaitkan dengan bencana alam tersebut. (Foto: Internet)