Warga Rusia Demo Pemblokiran Telegram

Ratusan orang berkumpul dan menuntut pemerintah Rusia untuk membatalkan pemblokiran Telegram yang telah diblokir sejak bulan lalu. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Mereka meneriakkan slogan anti pemerintah dan membawa spanduk berisi pesan anti sensor internet. "Pihak berwajib ingin mengambil pesan rahasia milik kita, kehidupan pribadi kita", teriak Mantan Perdana Menteri Rusia dan politisi oposisi, Mikhail Kasyanov. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Seorang wanita memegang spanduk bertuliskan "Saya melawan sensor" dalam protes di Moskow menentang pemblokiran Telegram di Rusia. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Selain itu, massa juga menerbangkan pesawat-pesawat yang terbuat dari kertas berwarna biru muda yang menyerupai simbol Telegram. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva

Salah satu pendemo wanita menerbangkan kertas pesawat sebagai bentuk demo kepada pemerintah. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Atas kejadian ini meurut menurut kelompok hak asasi manusia OVD-info sekitar 20 orang demonstran telah ditahan oleh pihak berwajib.(Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Mantan Perdana Menteri Rusia dan politisi oposisi Mikhail Kasyanov turut menyampaikan orasi dalam protes di Moskow menentang pemblokiran Telegram. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Sejak bulan lalu, pemerintah Rusia melalui Roskomnadzor, lembaga nasional yang bertanggung jawab dalam sektor komunikasi dan media massa, memang telah melakukan sejumlah upaya untuk benar-benar menghapus aplikasi buatan Pavel Durov tersebut dari peredaran.  (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Selain itu mereka meminta Google dan Apple untuk menghapus Telegram dari platform toko aplikasi milik keduanya. Bahkan, Roskomnadzor sampai memblok sekitar 15,8 juta alamat IP pada Google Cloud dan Amazon Web Service yang ditengarai digunakan Telegram.  (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva

Pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov mengungkapkan bahwa pemblokiran Telegram hanya akan menimbulkan masalah baru bagi Rusia. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

Melalui jejaring sosial yang lebih dikenal sebagai VK tersebut, Durov mengatakan Rusia akan menanggung sejumlah dampak, baik dari sisi pemerintah maupun masyarakatnya, setelah Telegram benar-benar dihapus di negara pecahan Uni Soviet tersebut. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)