Melongok Sepeda Online Bermodal Triliunan Kuasai Beijing

Banyak warga China mengandalkan sepeda. Tak heran persewaan sepeda secara online melalui smartphone laku keras di sana. Ini sepeda online teronggok di salah satu sudut Beijing. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Deretan sepeda online yang ada di sekitar Beijing National Stadium yang merupakan tempat wisata. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Sepeda ini adalah milik dari beberapa startup sepeda yang menjamur di China. Warna yang berbeda berarti milik perusahaan yang berbeda pula. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Sepeda warna oranye ini disediakan startup Mobike. Mobike telah meraih pendanaan miliaran dollar, termasuk dari Tencent. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Terlihat satu sepeda motor nyelip ikutan parkir. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Sepedanya pun beragam, ada yang memiliki keranjang untuk menaruh barang di depan. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Beijing dan kota-kota China lain memang ramah sepeda dan pemerintah menyediakan jalur khusus yang terpisah dengan kendaraan lain. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Dua pemain terbesar, Mobike dan Ofo, telah mengumpulkan pendanaan sekitar USD 2 miliar di tahun 2017 saja. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Mobike saat ini memiliki valuasi belasan triliun rupiah. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Sepeda online ini bisa diletakkan di lokasi terdekat begitu sudah dipakai. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Pengguna memesan sepeda melalui aplikasi Ofo, kemudian mengetik sederet angka yang tertera di sepeda dan mendapatkan semacam passcode untuk membuka gembok sepeda. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Setelah digunakan, pembayaran dilakukan menggunakan layanan Alipay atau kartu kredit, kemudian sepeda bisa dikembalikan ke lokasi penyewaan terdekat dan menguncinya kembali untuk memastikan telah berhenti menggunakan. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Prinsip penyewaan sepeda masing-masing startup kurang lebih sama. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Memang startup sepeda online juga berisiko tinggi karena aset sepeda mungkin cepat rusak. Sudah ada startup yang bangkrut, yaitu Bluegogo. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom
Namun tetap saja potensinya dipandang luar biasa di masa depan sehingga investor tetap berani menanam duit triliunan. Foto: Fino Yurio Kristo/detikcom