Potret Hewan Liar yang Begitu Mengiris Hati

Jawara umum Wildlife Photographer of the Year winner 2017. Foto ini memiliki cerita yang memilukan. Foto karya Brent Stirton asal Australia itu memperlihatkan seekor bangkai badak hitam yang culanya telah diambil. Diduga sejumlah pemburu membunuhnya di suaka margasatwa Hluhluwe Imfolozi dengan senjata api yang dilengkapi peredam suara pada malam hari. Lalu culanya dijual ke perantara dan diselundupkan keluar dari Afrika Selatan ke China atau Vietnam. (Foto: Wildlife Photographer 2017)

Pemenang kategori Wildlife Photojournalist: Single Image karya fotografer  Aaron “Bertie” Gekosk asal Amerika Serikat. Dalam judul fotonya ia menuliskan 'Korban Kelapa Sawit'.    Foto ini menceritakan sekelompok gajah melintasi perkebunan kelapa sawit di pulau Kalimantan. Di kawasan Sabah, Malaysia sebagian hutannya telah ditebang untuk dijadikan perindustrian kelapa sawit.    Sehingga membuat populasi gajah ini kehilangan tempat tinggalnya. "Semakin mereka berkonflik dengan manusia, maka gajah akan ditembak atau diracuni dan serangan terhadap manusia juga terus meningkat," tulis sang fotografer. (Foto: Wildlife Photographer 2017)

Jawara umum kontes foto kompetisi Big Picture Wildlife. Fotografer Britta Jaschinski mengabadikan potongan kaki gajah yang disita yang ditempatkan di gudang dekat Denver, Colorado, Amerika Serikat. Bagian tubuh ini ditemukan di pasar ilegal. Mereka berburu hewan-hewan langka untuk mendapatkan bagian tubuhnya. Foto: Wildlife 2017. (kredit foto: Britta Jaschinski/Big Picture Wildlife)

Potret orangutan di taman nasional Tanjung Puting, Indonesia dengan judul 'Face to face in a river in Borneo' di kategori Wildlife karya fotografer Jayaprakash Joghee Bojan asal Singapura berhasil menyabet sebagai juara umum National Geographic Nature 2017. Ia pun berhak membawa hadiah uang tunai USD 7.500 dan hasil karyanya pun akan dipajang di majalah serta akun Instagram resmi NatGeo. (Foto: Jayaprakash Joghee Bojan/National Geographic)

Pemenang foto kategori Human/Nature dalam Kompetisi Big Picture 2017 menampilkan seorang perawat mengenakan kostum panda menggendong anak panda. Foto ini menceritakan dimana anak Panda akan dibawa kembali ke alam liar yang sebelumnya telah yang dibesarkan di tempat konservasi Hetaoping di cagar alam Wolong China. Agar anak panda tak bergantung pada perawat yang merupakan manusia, maka mereka mengenakan kostum. (kredit foto: Ami Vitale/World Press Photo awards.)

Portofolio Peschak pada Realm of the Seychelles adalah pelarian yang indah ke dunia terpencil di Seychelles, foto-fotonya memberi inspirasi dan apresiasi terhadap 115 pulau dan flora dan fauna kepulauan tersebut – termasuk kakap bohar, salah satu predator topan Aldabra. (kredit foto: Thomas P Peschak/Wildlife Photographer of the Year) 

Seekor penyu yang terjerat jaring nelayani berenang di lepas pantai Tenerife, Kepulauan Canary, Spanyol. Penyu laut dianggap sebagai spesies yang rentan oleh IUCN. Alat tangkap ikan tanpa pengawasan diyakini menjadi penyebab banyak kematian penyu. (Francis Perez/World Press Photo Awards)

Pemenang kategori Invertebrates (hewan tidak bertulang punggung). Fotografer Justin Giligan, Australia terkejut dengan agregasi kepiting laba-laba berukuran raksasa dan juga penampakan gurita. Foto ini diambil di lepas pantai timur Tasmania, Australia. (Foto: Wildlife Photographer 2017)

Pemenang kategori Animal Portraits, fotografer Peter Delaney dari Irlandia mengabadikan seekor simpanse sedang rebahan sambil memandang ke atas.    Diceritakan Peter, sebelum tercipta foto ini, simpanse yang bernama Totti sedang dalam massa puber terhadap simpanse betina sehingga ia terus mondar-mandir untuk mendekati sang betina sampai akhirnya ia lelah dan jatuh ke tanah karena cinta yang tak terbalas. (Foto: Wildlife Photographer 2017)

Pemenang kategori Earth’s Environments (lingkungan bumi) karya fotografer Laurent Ballesta asal Prancis. Sebuah foto yang diberi judul 'Monster Es' merupakan hasil ilmiah Laurent bersama tim ekpedisi.    Ini merupakan bongkahan es di Antartika Timur yang meleleh. Lelehan tersebut ternyata lebih cepat dari asumsi waktu yang dibuat oleh para ilmuan. Butuh waktu tiga hari untuk memeriksa di tempat ini, memasang kotak dari dasar laut ke pelampung sehingga ia dapat mempertahankan jarak yang pasti dan mengambil serangkaian gambar untuk foto ini. (Foto: Wildlife Photographer 2017)