Deretan Gadget dan Teknologi Gagal Total di 2017

Project Tango dari Google digadang-gadang teknologi mumpuni untuk mengakrabkan orang dengan teknologi Augmented Reality atau AR. Tapi sistem tiga kameranya dinilai ribet dan ujung-ujungnya hanya diterapkan di dua smartphone, Lenovo Phab 2 Pro dan Asus Zenfone AR. Akhirnya belum lama ini, Google resmi mematikan proyek Project Tango. Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II

Snapchat merilis sejenis kacamata pintar bernama Spectacles yang awalnya sempat sangat populer. Sampai-sampai Snap memesan ratusan ribu unit untuk memenuhi permintaan. Tapi popularitas Spectacles ternyata tak berlangsung lama, karena setelah Snap menjualnya secara bebas, permintaan malah merosot drastis. Foto: istimewa

Earphone Pixel Buds ini disebut sangat canggih, dibekali Google Asisstant dan dapat menerjemahkan beragam bahasa secara real time. Akan tetapi ia tak nyaman digunakan, apalagi ada kabel yang menghubungkan kedua eardbuds dan dirasa mengganggu. Kualitas suara pun tak bagus-bagus amat sehingga earphone seharga USD 159 ini dianggap gagal. Foto: Google

LeEco sempat dianggap perusahaan teknologi China potensial, menggebrak di jagat layanan streaming, smartphone sampai mobil pintar. Sayangnya mereka ternyata terlilit utang begitu besar karena terlalu agresif. Bisa dibilang LeEco saat ini sudah sekarat dan pendirinya, Jia Yueting diminta kembali ke China untuk mempertanggungjawabkan utang perusahaannya. Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati

Industri smartphone penasaran ketika pendiri Android, Andy Rubin, meluncurkan ponsel anyar bernama Essential. Sayang, meski penampilan, teknologi dan speknya menjanjikan, Essential tidak laku di pasaran dan terus dipangkas harganya. Ponsel ini juga beberapa kali sempat tertunda peluncurannya. Foto: Android Central

HomePod diperkenalkan pada Juni lalu, sebagai sebuah speaker pintar yang punya banyak fitur layaknya Amazon Echo. Direncanakan meluncur Desember, rilis Homepod ditunda sampai tahun depan. Dan kabarnya, fungsinya tak secanggih Amazon Echo. Maka banyak pihak sudah kadung pesimis dengan Homepod. Foto: Apple

Kemampuan Google di bidang hardware dipertanyakan dengan banyaknya masalah menimpa smartphone Pixel 2 XL. Sejumlah pengguna melaporkan layar burn-in, suara klik, sampai paket penjualan yang tak dilengkapi dengan Pixel Buds. Bahkan ada pembeli yang mendapati ponselnya tanpa sistem operasi. Foto: Ars Technica

Nokia Kerastase Hair Coach disebut-sebut sisir terpintar di dunia yang punya sensor untuk menganalisis rambut serta mengajari penggunanya menyisir dengan benar. Tapi harganya sangat mahal, USD 200, untuk fungsi yang tak terlalu beda dengan sisir murah biasa. Maka produk ini pun gagal menarik minat. Foto: internet

Drone Lily sempat menghebohkan karena punya beragam kemampuan canggih, seperti cukup dilempar untuk terbang dan dapat mengikuti pengguna dari beragam sudut. Tapi pada Januari 2017, perusahaan ini dipastikan mati tanpa pernah mengantarkan satupun drone ke konsumen yang berminat. Foto: Internet

Facebook Stories diharapkan mampu menyaingi ketenaran Instagram Stories yang terbukti sangat populer. Namun entah mengapa, tidak banyak pengguna Facebook yang berminat menggunakan Stories. Alhasil, kolom Stories pun sangat sepi dan bisa dibilang fitur gagal total. Foto: Dok. Facebook

Dengan spek tinggi dan kemampuan augmented reality Google Tango, Asus Zenfone AR sempat memikat. Namun adopsi Tango itu pula yang membuatnya dijual sangat mahal serta harus dibekali banyak sensor yang akhirnya tak berguna. Zenfone AR pun tak sukses di pasar, apalagi Tango kemudian dimatikan Google. Foto: @evleaks