Beda Jepretan Newbie dan Profesional

Berawal dari keinginan mengabadikan setiap momen sang anak, Phillip Haumesser menyadari bahwa ada dunia baru dengan cara yang baru yakni fotografi. (Foto: Phillip Haumesser)

Dulu, dia memotret sembarang tanpa belum banyak mengetahui ilmu fotografi. Semenjak anaknya lahir, dia kemudian melatih kemampuan memotretnya dan menemukan jawaban bagaimana membuat foto yang bagus. (Foto: Phillip Haumesser)

Lewat proyek foto perbandingan foto tanpa teknik vs dengan teknik, Haumesser memperlihatkan bahwa teknik yang paling mempengaruhi hasil foto adalah pencahayaan dan titik prespektif (sudut pandang). (Foto: Phillip Haumesser)

"Saya mulai memperhatikan bagaimana cahaya bisa memengaruhi suatu benda, dan bagaimana melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda bisa mengubah keseluruhan pemandangan," tulisnya seperti dikutip detikINET dari Boredpanda. (Foto: Phillip Haumesser)

Philip mengatakan, kamera memang mendukung hasil foto bagus, tetapi tidak sepenuhnya. Ia pun membuktikan foto bagus juga bisa dihasilkan dengan kamera murah. (Foto: Phillip Haumesser)

"Saya hanya menghabiskan USD 30 (sekitar Rp 400 ribu) untuk sebuah lensa dan meminjam kamera lama," hasilnya pun ia buktikan dari deretan foto ini. (Foto: Phillip Haumesser)

Ditambahkannya juga, salah satu hal paling membantu yang dia pelajari adalah menyetel kameranya ke mode manual. (Foto: Phillip Haumesser)

Dulu pun dia belajar lewat YouTube secara visual. Tutorial video di YouTube menurutnya sangat membantu. (Foto: Phillip Haumesser)

Selain teknik foto, pemula fotografi disarankan untuk mengerti editing photoshop. (Foto: Phillip Haumesser)

"Saya mulai menonton semua yang bisa saya temukan di fotografi dan akhirnya menemukan Flearn, video mereka sangat membantu saat mempelajari Photoshop," tambahnya. (Foto: Phillip Haumesser)

Belajar dari pengalamannya, Phillip pun membuka kursus fotografi gratis. (Foto: Phillip Haumesser)