Perdebatan Hebat Netizen Soal Penembakan Brutal Las Vegas

Para netizen berdebat soal apakah perlu aturan kepemilikan senjata di AS diatur lebih ketat karena maraknya penembakan massal. Korban tewas karena senjata api di AS termasuk terbanyak di dunia. Foto: istimewa

Warga di Amerika Serikat sangat banyak yang punya senjata api karena memang bisa dibilang dijual bebas di sana tanpa aturan yang ketat. Foto: istimewa

Pelaku penembakan massal ternyata orang kulit putih yang sebelumnya taat hukum. Entah mengapa dia jadi gila. Foto: istimewa

Senjata tujuannya untuk membunuh sehingga kontrol terhadapnya disarankan sangat ketat. Foto: istimewa

Tapi memang ada banyak orang AS yang tak setuju senjata api dibatasi seperti netizen ini. Dia berargumen kontrol senjata api tak dapat mencegah pembantaian massal di Paris. Foto: istimewa

Netizen ini mendaftar kasus penembakan massal terparah di AS sehingga dikatakan sekarang waktunya kontrol senjata api. Foto: istimewa

Ada juga yang mendaftar seberapa banyak ada kasus penembakan di setiap masa jabatan presiden AS. Foto: istimewa

Di AS sangat banyak terjadi kasus penembakan massal. Foto: istimewa

Jangan cuma berdoa, harus ada perubahan kebijakan soal kepemilikan senjata api. Foto: istimewa

Netizen ini mencontohkan angka kematian akibat senjata api menurun begitu aturannya diperketat. Foto: istimewa

Sudah cukup doa-doanya, harus ada tindakan nyata. Foto: istimewa

Ada begitu banyak toko di AS yang menjual senjata api. Foto: istimewa

Kalau netizen ini tak setuju senjata api disalahkan seperti halnya mobil bikin celaka karena kelakuan orangnya. Foto: istimewa

Organisasi persenjataan National Riffle Association digambarkan menguasai AS. Foto: istimewa

Netizen ini berargumen di negara bagian di mana ada kontrol senjata, korban tetap berjatuhan. Foto: istimewa

Jangan hanya berdoa, langsung beraksi untuk mencegah kejadian tragis serupa. Foto: istimewa

Perbandingan yang sangat jauh jumlah korban akibat senjata api di AS dengan negara maju lainnya. Foto: istimewa

Tidak cukup hanya berdoa dan berduka karena kejadiannya sudah sangat sering. Foto: istimewa

Foto: istimewa

Foto: istimewa