Sepeda Online Jadi Bisnis Triliunan di China, Mungkinkah di Indonesia?
Banyak warga China mengandalkan sepeda. Tak heran persewaan sepeda secara online melalui smartphone laku keras di sana. Foto: Getty Images
Ini adalah kumpulan sepeda yang rusak milik startup Ofo yang perlu diperbaiki sebelum bisa digunakan lagi. Lokasinya di kota Beijing. Foto: Getty Images
Ofo adalah salah satu startup sepeda terbesar di China. Foto: Getty Images
Pengguna memesan sepeda melalui aplikasi Ofo, kemudian mengetik sederet angka yang tertera di sepeda dan mendapatkan semacam passcode untuk membuka gembok sepeda. Foto: Getty Images
Penampakan karyawan di Beijing memakai sepeda. Setelah digunakan, pembayaran dilakukan menggunakan layanan Alipay atau kartu kredit, kemudian sepeda bisa dikembalikan ke lokasi penyewaan terdekat dan menguncinya kembali untuk memastikan telah berhenti menggunakan. Foto: Getty Images
Kadang mereka menggunakan masker untuk menangkis polusi yang cukup pekat di perkotaan China. Foto: Getty Images
Pemerintah memang mendukung dengan menyediakan jalur sepeda khusus yang terpisah dari kendaraan lainnya. Foto: Getty Images
Kalau ini adalah sepeda milik startup pesaing Ofo, Mobike. Foto: Getty Images
Tak hanya di Beijing, sewa sepeda online juga marak di perkotaan besar di China. Foto: Getty Images
Dan jangan salah, banyak investor kakap tertarik terjun ke bisnis ini. Awal Juli 2018, Ofo meraup lebih dari Rp 9,3 triliun pendanaan. Foto: Getty Images
Di China, setidaknya ada 6 perusahaan bike-sharing. Selain Ofo, Mobike juga naik daun dengan valuasi sekitar Rp 13,3 triliun. Mobike pun dilirik Tencent. Foto: Getty Images
Ofo bahkan sudah ekspansi ke dunia inetrnasional. Kini, sepeda kuning Ofo ada di berbagai kota di China dan sejumlah negara lain seperti Singapura.Foto: Getty Images
Ini adalah pekerja Ofo menaruh sepeda yang telah diperbaiki. Foto: Getty Images
Mekanik dengan tekun memperbaiki sepeda. Foto: Getty Images
Akankah tren sewa sepeda semacam ini juga bisa laku di Indonesia? Foto: (Wahyu/detikTravel)