Keunikan Dunia Mini Toys Photography
Pria yang kerap disapa Mate ini mulai menekuni toys photography sejak 2012. Figur Tintin menjadi objek pertamanya. Foto: Rahmat Budiman
Dikatakan Mate, di awal menekuni toys photography, tidak banyak literatur atau tokoh yang berkutat di genre ini. Foto: Rahmat Budiman
Salah satu yang kala itu menyebut dirinya toys photographer asal Indonesia adalah Fauzy Helmi. Foto: Rahmat Budiman
Menurut Mate, toys photography memiliki tantangan sekaligus memberikan kepuasan penyalurkan hobi. Foto: Rahmat Budiman
Tantangannya adalah bagaimana membuat mainan yang mati seakan hidup. Foto: Rahmat Budiman
Tidak seperti memotret manusia, mainan tidak dapat diajak berkomunikasi. Sehingga kita perlu usaha maksimal untuk membuatnya tampak hidup. Foto: Rahmat Budiman
Secara umum, untuk memotret mainan sama tekniknya dengan memotret produk. Foto: Rahmat Budiman
Kita memerlukan kamera (baik profesional, pocket maupun smartphone), lighting dan latar belakang. Foto: Rahmat Budiman
Menurut Mate, latar belakang sangat penting. Pasalnya akan bantu menghidupkan mainan. Foto: Rahmat Budiman
Untuk membuat mainan menjadi hidup, pilih background nyara. Misalnya salju, padang pasir atau jalan raya. Foto: Rahmat Budiman
Untuk kebutuhan pencahayaan dapat menggunakan cermin atau bisa juga memakai senter LED. Foto: Rahmat Budiman
Setelah pemotretan, perlu dilakukan pengeditan. Kita dapat memanfaatkan software pengeditan yang ada di perangkat ponsel. Foto: Rahmat Budiman
Biasanya Mate hanya melakukan pengeditan sebatas cropping, contrast, saturasi dan brightness. Foto: Rahmat Budiman
Mate pun memberikan tips saat memotret mainan, jangan takut nungging untuk menciptakan angle agar mainan tampak hidup. Foto: Rahmat Budiman
Untuk melihat lebih banyak karya Mate, dapat memfollow akun Instagramnya @matetampan. Foto: Rahmat Budiman