Tren 'karyawan virtual' mulai masuk arus utama di Indonesia seiring dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Di tengah kebutuhan bisnis yang makin menuntut kecepatan, efisiensi, dan minim pekerjaan repetitif, Cekat AI memperkenalkan ekosistem teknologi baru yang memadukan chatbot natural, automation agent, hingga sistem CRM yang saling terhubung dalam satu platform.
EO Cekat AI, Matthew Sebastian, menyebut bahwa era AI hari ini bukan lagi sekadar membuat chatbot, tetapi membangun rangkaian 'karyawan virtual' yang bisa mengambil alih pekerjaan lintas departemen.
"Setiap modul didesain untuk memenuhi kebutuhan tiap departemen, sehingga perusahaan tidak perlu lagi menggunakan banyak platform terpisah," ujar Matthew dikutip Sabtu (22/11/2025).
Konsep karyawan virtual ini diwujudkan lewat serangkaian modul AI yang saling terhubung, seperti Chatbot generasi baru dengan percakapan lebih natural, Automation agent untuk tugas operasional berulang, Sistem CRM berbasis AI, Tools customer service otomatis, Sales assistant bertenaga AI, dan Marketing analytics dan pemetaan customer journey otomatis.
Seluruhnya bergerak sebagai satu ekosistem yang bekerja mirip staf digital, seperti bertugas untuk menjawab, mencatat, menganalisis, menyarankan, hingga mengambil keputusan dasar.
Kuncinya ada pada dua peningkatan besar, yakni kemampuan percakapan yang lebih natural dan tingkat halusinasi yang sangat rendah berkat fine-tuning internal. Akurasi ini penting, terutama di sektor yang berhubungan dengan layanan publik dan pelanggan.
Baca juga: Copy-Paste di Windows 11 Kini Dilengkapi AI |
Pada bidang pemasaran, ekosistem ini memungkinkan pemetaan perjalanan pelanggan secara otomatis - tanpa input manual berjam-jam seperti metode lama. Perusahaan dapat langsung melihat pola perilaku pelanggan, memantau efektivitas kampanye, serta mengoptimalkan biaya iklan secara real-time.
Di sisi penjualan, asisten AI membantu tim sales merespons, membuat rekomendasi, hingga melakukan tindak lanjut secara otomatis. Sementara itu, modul automation agent mengambil alih pekerjaan administratif yang biasanya menyita waktu.
Cekat AI kini digunakan oleh sekitar 3.000 perusahaan dari berbagai sektor di Indonesia. Lonjakan adopsi AI ini sejalan dengan tren nasional, di mana banyak bisnis mulai mengalihkan pekerjaan repetitif ke sistem otomatis demi mengurangi beban tenaga kerja manual.
Perusahaan juga menyebutkan pertumbuhan 20 kali lipat tahun ini sebagai cerminan meningkatnya kebutuhan pelaku industri terhadap solusi berbasis AI terintegrasi.
Untuk mendukung adopsi lebih luas, mereka menyediakan rentang harga fleksibel mulai dari paket Rp1 juta hingga opsi enterprise bernilai ratusan juta, tergantung kebutuhan dan modul.
Simak Video "Video: Apakah AI Bisa Menggantikan Peran Dokter?"
(agt/agt)