Seorang pria memutuskan untuk membuat konten yang menarik di media sosialnya. Hanya saja tidak berjalan sesuai rencana sehingga endingnya malah mengerikan.
Ada Louis Ramirez, seorang pengguna Instagram, memposting video tersebut di media sosial tanpa caption apapun. Saat video diputar, dia terlihat menatap ke kamera sambil memegang bayi aligator di tangannya.
Tepat setelah itu, dia kemudian mencium reptil itu. Saat dicium, aligator bereaksi dengan menggigit hidung pria tersebut.
Video tersebut berakhir dengan memperlihatkan wajah Ramirez berlumuran darah. Sejak diunggah 30 Januari lalu, konten tersebut viral.
Sudah lebih dari 8,7 juta kali ditonton dan jumlah tersebut terus meningkat. Banyak komentar kocak dibubuhkan warganet.
"Mainkan permainan bodoh, menangkan hadiah bodoh," tulis seorang pengguna Instagram. "Mari kita cium hewan liar yang dirancang untuk memakan apa saja yang bisa dimakannya," ujar yang lain. "Dia baru saja membalas ciumanmu," canda yang ketiga.
"Saya melihat buaya itu tersenyum setelah dia menariknya," kata pengguna lain. "Saya agak terkejut dia tidak menyadari hal itu terjadi," ujar netizen.
"Ada ratusan organisasi yang mengatakan 'Jangan main-main dengan hewan liar' dan itu ada alasannya," tulis lainnya. Dan ada pengguna yang berkata, "Kurangnya seleksi alam telah membuat umat manusia menjadi sangat bodoh."
Sedikit informasi bayi aligator memiliki panjang tubuh sekitar 20-30 cm dan berwarna hitam dengan garis-garis kuning di punggungnya. Bayi aligator biasanya hidup berkelompok di dekat induknya, yang akan melindungi mereka dari predator lain.
Meski terlihat menggemaskan, bayi aligator tetap berpotensi menjadi ancaman bagi manusia, terutama jika mereka merasa terganggu atau terancam. Bayi aligator memiliki gigi yang tajam dan rahang yang kuat, yang dapat menyebabkan luka parah jika menggigit. Selain itu, bayi aligator juga dapat menularkan penyakit seperti salmonella atau leptospirosis, yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Simak Video "Video Viral Perumahan Warga Diserbu Aligator Setelah Badai Milton"
(afr/afr)