Program Samsung Solve for Tomorrow 2023 merupakan program yang mendorong inovasi terhadap isu lingkungan yang sedang terjadi. Target dari program ini adalah siswa SMA dari seluruh Indonesia. Berbagai ide dan inovasi yang muncul dari ajang ini keren-keren loh!
Kompetisi ini mengumumkan tiga pemenang utamanya pada Rabu (13/9/2023) di The Habitate, Jakarta. Tiga inovasi yang terpilih berasal dari tiga tim yang berbeda. Mereka adalah tim Dasher dari Madrasah Techno Natura, Depok yang mengusung energi bersih menggunakan biomassa, tim RGB asal SMAN 8 Jakarta yang menciptakan sistem Chatbot AI untuk keperluan pembelajaran, dan tim Qala Malaq dari SMAN 78 Jakarta yang mengembangkan purifikasi udara dengan tanaman alga.
Tim Dasher yang beranggotakan Abdurrohman Haniyah, Emirrasya Mohamad Mayko Saleh, Muhammad Ikmal Taqi, A Riza Wahono, dan Fariz Marsal Musyaffa, berhasil menjadi juara satu Samsung Solve for Tomorrow 2023. Mereka menawarkan teknologi pembangkit listrik berbasis biomassa yang menghasilkan hidrogen dengan proses gasifikasi yang terkoneksi dengan Artificial Intelligence (AI).
Implementasi AI pada proyek ini adalah identifikasi awal terhadap biomassa yang dapat diolah menjadi energi melalui proses gasifikasi. Tim Dasher menamai alat mereka yang dibekali AI dengan H2 Nose.
Menurut mereka, Samsung Solve for Tomorrow 2023 merupakan sesuatu yang menarik. Di sekolah, mereka diajarkan untuk mencari masalah untuk dipecahkan.
Dengan adanya program ini, mereka dapat mengimplementasikan solusi dari masalah yang mereka nilai menjadi urgensi bagi Indonesia yaitu ketergantungan dengan bahan bakar fosil.
"Kami melihat Indonesia ini kan masih mengandalkan bahan bakar fosil, menurut kami itu sebuah masalah. Nah solusinya kan penggunaan hidrogen, namun hidrogen masih cukup mahal, maka dari itu kami menawarkan gasifikasi ala kami," ungkap salah satu perwakilan Dasher dalam sebuah wawancara dengan detikINET.
Chatbot AI untuk Pembelajaran
Selanjutnya, Tim RGB yang terdiri dari Bhisma Sutan Danusiri, Rivaldy Putra Rivly, dan Neal Guarddin, mencetuskan Chatbot AI untuk pembelajaran. Dalam sesi wawancara, mereka menjelaskan bahwa temuan mereka dalam bentuk Chatbot AI merupakan jawaban dari masalah pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.
"Dari nilai PISA (Programme for International Student Assesment) negara kita masih berada di peringkat ke-76. Saya melihat permasalahan pertama di literasi, lalu penggunaan AI yang dikonotasikan negatif. Namun, kami ingin menunjukan bahwa AI juga dapat dimanfaatkan di kelas," jelas salah satu perwakilan RGB.
Chatbot AI yang diusung oleh Tim RGB akan berfokus pada interaksi guru dengan siswa. Nantinya, Chatbot AI yang mereka buat akan memudahkan siswa untuk memberi masukan kepada guru dan guru dalam memberi saran kepada siswa.
Alga Solusi Polusi
Sebagai tim peraih peringkat ketiga, tim Qala Malaq mengusung ide pemurnian udara menggunakan tanaman alga. Tim yang terdiri dari Athira Taqiyya Asfara, Julia Rahman, Rivanka Angela Saputra, dan Michelina Maureen Rahardjo, menerangkan bahwa ide mereka sebenarnya selaras dengan tim Dasher yang mengembangkan energi bersih untuk meminimalisir polusi.
Qala Malaq berfokus pada masalah yang sudah ada dan nyata yaitu polusi udara yang sedang terjadi. Menurut salah satu perwakilan mereka, langkah mereka dapat dikolaborasi oleh tim Dasher yang menurut mereka bisa langsung menjadi solusi dari akar permasalahan.
"Kami coba untuk memberi solusi dengan cara yang berbeda, kalau kita berfokus untuk menghadapi masalah yang sudah ada. Namun, sembari kami membenahi isu polusi dengan temuan kami, tim Dasher bisa membenahi akar masalahnya," jelas mereka.
*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video Fitur LOG Video Kamera Depan Samsung Galaxy S25 Edge "
(rns/rns)