Meta akhirnya merilis Threads yang jelas diposisikan sebagai kompetitor Twitter. Alasan mereka membuat Threads? Karena "diberi kesempatan" oleh Elon Musk.
Hal tersebut dikatakan oleh head of Instagram Adam Mosseri dalam sebuah wawancara. Menurutnya kesempatan tersebut diberikan oleh Musk yang membuat kondisi Twitter tak stabil dan tak bisa diprediksi.
Mosseri pun menyebut Threads didesain untuk memberikan tempat untuk percakapan publik. Sejumlah eksekutif Twitter sering menyebut fungsi Twitter adalah tempat percakapan publik, namun itu sebelum Musk mengakuisisi Twitter.
"Tentu saja, Twitter yang menciptakan tempat itu. Dan di sana ada banyak penawaran untuk percakapan publik. Namun dengan semua yang sedang terjadi, kami pikir di sana ada kesempatan untuk membangun sesuatu yang terbuka dan sesuatu yang bagus untuk komunitas yang sebelumnya sudah menggunakan Instagram," kata Mosseri.
Sebelumnya seorang eksekutif Meta juga menyebut Threads dibuat karena ada permintaan dari kreator untuk sebuah platform yang dijalankan secara waras dan bisa diandalkan, yang menyindir Musk karena sejumlah langkah tak lazim yang diterapkannya di Twitter.
Namun yang jelas Mosseri tetap menganggap Threads sebagai sesuatu yang cukup berisiko, terutama karena Threads adalah aplikasi baru yang perlu diunduh terlebih dahulu oleh penggunanya.
Karena itulah Meta harus membuat proses perkenalannya harus dibuat semudah mungkin. Misalnya dengan mempermudah proses menambah teman dengan mengambil daftar following dari Instagram dan Facebook, dan sejenisnya, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (6/7/2023).
Saat ini Threads sudah tersedia di 100 negara dan Indonesia termasuk di dalamnya. Uni Eropa saat ini tidak termasuk dalam daftar negara tersebut karena menurut Mosseri mereka akan membuat undang-undang baru yang kompleks dan membutuhkan waktu untuk mengikutinya, yaitu Digital Markets Act.
Simak Video "Video: Ini Tampilan Community Notes di Meta Mark Zuckerberg"
(asj/rns)