Dyson melakukan kampanye dengan sejumlah influencer untuk memantau paparan polusi udara di Jakarta. Hasil pengujian ini beberapa sudah bisa ditebak, namun ada juga yang cukup menarik untuk disimak.
Salah satunya adalah Bima Aryo, YouTuber dan travel host yang menyusuri jalanan Jakarta menggunakan Dyson Air Quality Backpack. Kampanye ini bertujuan mempelajari lebih banyak tentang paparan polusi udara yang mereka alami di kota tempat tinggal mereka.
Air Quality Backpack, yang merupakan hasil pengembangan dari teknologi air purifier Dyson, adalah alat sensor udara portabel yang mengumpulkan data polusi udara secara waktu nyata kala pengguna beraktivitas. Dengan sensor bawaan, baterai, dan GPS, backpack tersebut dapat mendeteksi PM2.5, PM10, senyawa organik mudah menguap (VOC), nitrogen dioksida (NO2), dan karbon dioksida (CO2).
"Meskipun sering ada peringatan tentang kualitas udara yang buruk di Jakarta dalam berbagai laporan, banyak warga masih tidak sepenuhnya memahami dampak polutan yang mereka hadapi. Dengan Air Quality Backpack Dyson, saya berharap bisa memberikan perspektif baru tentang kualitas hidup sehari-hari, bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk orang lain," kata Bima, dalam keterangan yang diterima detikINET, Sabtu (15/3/2023).
Bagaimana hasil pemantauan ransel Dyson ini? Sebagai pengendara sepeda aktif, Bima mencatat bahwa kadar PM2,5 meningkat hingga 100 µg/m3 saat bersepeda pada malam hari di jalan raya.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan pembakaran mesin kendaraan di sekitarnya. Paparan PM2,5 lebih lanjut terdeteksi ketika Bima bersepeda di Jakarta Selatan, dengan kadar yang tergolong 'sangat buruk' pada Dyson Air Quality Index (AQI).
Kendaraan diesel, termasuk bus dan minibus, merupakan sumber umum polusi di jalanan perkotaan Jakarta. Hal ini bisa menimbulkan 'Street Canyon Effect', yaitu fenomena emisi dari tepi jalan yang terperangkap di antara bangunan, menyebabkan bertumpuknya kadar emisi di jam-jam sibuk.
Selama Bima mengumpulkan data di dalam rumah, kenaikan VOC juga terdeteksi saat ia memasak, bahkan mencapai lebih dari 12.000µg/m3, empat kali lipat di atas batas kadar wajar dan tergolong 'sangat buruk' pada indeks kualitas udara Dyson.
Lonjakan serupa juga terjadi dengan kadar CO2 saat ia tengah mengendarai mobil. Kadar polusi udara dalam ruang mobil menetap secara konstan pada tingkat lebih dari 2.000 µg/m3 dan baru turun ketika Bima keluar dari mobil.
Sejumlah influencer lain yang menggunakan backpack Dyson untuk mengumpulkan data juga mendapatkan beberapa temuan yang serupa dengan temuan dari Bima Aryo. Contohnya, Ario Pratomo (@sheggario) mengenakan backpack tersebut saat bepergian menggunakan MRT. Temuan-temuannya menunjukkan partikel NO2 meningkat di depan stasiun MRT Bundaran HI, yang terletak di kawasan lalu lintas padat.
"Pencemaran udara adalah masalah global. Insinyur-insinyur kami mengembangkan sensor-sensor cerdas berdasarkan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan riset terhadap teknologi udara selama bertahun-tahun. Dalam fase teknologi sensor udara Dyson kali ini, kami telah memperbarui Air Quality Backpack kami dengan meningkatkan kemampuan sensor dan mengembangkan aplikasi kualitas udara-untuk memperlihatkan yang tidak kasat mata dan agar pengguna dapat mengontrol paparan mereka terhadap polusi," tutup Frederic Nicolas, Dyson Air Science Engineering Lead.
Simak Video "Video Penampakan Kota Hanoi Vietnam Dikepung Polusi Udara"
(asj/fay)