Orang-orang di Pulau Jawa hanya ingin mengeluarkan maksimal ongkir Rp 22.000 saat belanja Harbolnas. Fakta ini diketahui dari hasil survei NielsenIQ oleh Asosiasi Ecommerce Indonesia (idEA).
Dari pemaparan Direktur NielsenIQ Indonesia Rusdy Sumantri, diketahui bahwa angka Rp 22.000 ini sebenarnya sudah turun sebanyak Rp 5.000 dibandingkan tahun 2022. Adapun untuk di luar Pulau Jawa, angkanya justru naik Rp 2.000 menjadi Rp 36.000 untuk maksimum ongkir yang disanggupi.
Untungnya, ongkos kirim belanja Harbolnas yang didapatkan masih di bawah batas maksimum pembayaran yang diinginkan. Di Jawa, ongkir Harbolnas rata-rata adalah Rp 18.000 sementara di luar Jawa Rp 30.000.
Selain itu, pemaparan hasil riset Harbolnas 2023 menunjukkan bahwa minat belanja online masih tetap tinggi meski sebelumnya diprediksi akan menurun pasca pandemi COVID-19. Produk lokal pun makin merajai di platform e-commerce.
"Sebelumnya banyak yang beranggapan dengan dihapusnya PPKM akan berdampak pada penurunan aktivitas belanja online di marketplace. Faktanya, optimisme kami, para pelaku industri, terbukti. Transaksi produk lokal mencapai Rp 12,3 triliun selama gelaran Harbolnas 2023 ini," ujar Direktur Eksekutif idEA Arshi Adhini.
"Kami memang masih sangat optimis bahwa catatan positif akan bisa diraih. Digitalisasi jelas adalah sebuah keniscayaan. Jadi, kami mengimbau para pelaku usaha lokal, baik UMKM, industri, maupun artisan terus meningkatkan keahlian digitalnya," sambungnya.
Kalau kamu bagaimana, detikers? Apakah kamu setuju dengan nominal Rp 22.000 untuk ongkir? Silakan tuliskan di kolom komentar.
Simak Video "Video: Seputar Gratis Ongkir di E-commerce yang Dibatasi Pemerintah"
(ask/rns)