Setelah sempat anjlok cukup drastis, harga Bitcoin kembali melesat tinggi. Data terkini menyebutkan harga 1 mata uang kripto terpopuler itu berada di kisaran hampir USD 55 ribu atau di kisaran Rp 780 juta. Apa yang menjadi pemicunya?
Bahkan seperti dikutip detikINET dari Independent, Kamis (7/10/2021) kenaikan harga itu membuat kapitalisasi pasar Bitcoin mendekati angka USD 1 triliun, menyamai nilai pasar Facebook, media sosial terbesar di dunia.
Tak hanya Bitcoin, mata uang kripto lain juga mengalami kenaikan signifikan. Ethereum (ether), Binance Coin, Solana (SOL), Ripple (XRP) sampai dogecoin semuanya naik antara 15 sampai 30% sejak permulaan bulan Oktober ini.
Harga Bitcoin terbaru ini sebenarnya masih kurang sekitar USD 10 ribu dari nilai tertingginya USD 64 ribu, yang tercapai pada pertengahan April 2021. Setelahnya, harganya terus naik turun.
Salah satu penyebab penurunan misalnya keputusan pemerintah China untuk menggelar razia besar-besaran pada penambangan mata uang kripto. Bahkan belum lama ini, mereka melarang segala macam transaksi yang menggunakan uang kripto termasuk Bitcoin.
"Berita semacam ini biasanya menyebabkan kemunduran jangka pendek di pasar namun tidak begitu berimbas pada fundamentalnya dalam jangka menengah dan panjang," sebut Jonas Luethy, trader dari GlobalBlock.
Nah, rebound harga Bitcoin saat ini salah satunya dipicu oleh pengumuman dari regulator keuangan Swiss, yang untuk pertama kalinya menyetujui investasi mata uang kripto di negara itu karena dinilai akan memicu inovasi teknologi.
Simon Peters, analis di platform trading online eToro menyebut pengumuman itu menjadi angin segar bagi para investor. "Karena Swiss punya sektor perbankan terbesar di dunia dan mencakup sekitar 25% dari manajemen aset global, peluang bagi investor untuk aset kripto ini bisa menarik," katanya.
Simak Video "Video: Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,8 M, Apa Penyebabnya?"
(fyk/fay)